Sekumpulan penyelidik dari Amerika Syarikat menemui cara untuk membalikkan penurunan hasil tanaman di tanah pertanian masin di seluruh dunia.
Diketuai oleh Brent Nielsen, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekul di Universiti Brigham Young, para saintis menggunakan bakteria yang terdapat di akar tanaman tahan garam untuk berjaya menyuntik tanaman alfalfa terhadap tanah yang terlalu masin.
"Kami mengambil akar tanaman toleran garam ini (disebut halofit), mengisar dan menumbuhkan bakteria dalam piring petri di makmal," kata Nielsen. "Dengan melakukan ini, kami mengasingkan lebih dari 40 isolat bakteria yang berbeza, beberapa di antaranya dapat membawa kandungan garam di permukaan laut."
Alfalfa
Pasukan kemudian menggunakan isolat bakteria ke biji alfalfa melalui larutan dan menguji kemampuan alfalfa untuk tumbuh dalam keadaan garam tinggi. Mereka melihat pertumbuhan alfalfa yang ketara baik di makmal mereka dan di eksperimen rumah hijau yang dilakukan oleh pekerja Institut Kajian dan Penyelidikan Lanjutan di Virginia.
"Sebagai sebidang tanah digunakan kembali untuk pertanian, salinitas meningkat; ada garam dalam air pengairan, dan ketika air menguap atau diserap oleh tanaman, garam tetap ada, ”kata salah seorang dari 6 saintis, Caitlin McNary. "Berkat apa yang kami temukan, tanah yang saat ini tidak dapat mempertahankan kehidupan tanaman karena salinitas tinggi dapat digunakan kembali untuk menanam tanaman."
Halofit
Selain mengusahakan alfalfa, pasukan penyelidik telah mula melakukan eksperimen makmal dan rumah hijau dengan beras, kacang hijau dan selada. Langkah seterusnya adalah melakukan ujian lapangan pada budaya yang diinokulasi.